JAKARTA – Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI Angkatan Darat diharapkan menjadi institusi pertahanan negara yang ideal dan modern. Harapan ini diangkat pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema: Ground Based Air Defense Arhanud TNI AD pada Operasi TNIyang digelar di Summarecon Club Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Danpussenarhanud Mayor Jenderal TNI Dr. Haris Sarjana, S.I.P., M.M., M.Tr. (Han) sebagai penggagas FGD mengatakan melalui Forum Group Discussion pada Operasi TNI ini diharapkan dapat menghasilkan saran masukan yang dapat dijadikan sebagai bahan penyusunan postur pertahanan udara aspek darat Arhanud TNI AD yang ideal dan modern.
"Melalui postur Arhanud TNI AD yang ideal dan modern diharapkan Satuan Arhanud TNI AD dapat melaksanakan tugas pokoknya dalam melaksanakan pertahanan udara dengan tembakan darat ke udara dan menyelenggarakan perlindungan udara untuk menghancurkan, meniadakan atau mengurangi dampak segala bentuk ancaman udara." jelas Mayjen Haris.
Baca juga:
PENDIM.ID: Serbuan Informasi dan Anti Hoaks
|
Dalam kegiatan FGD ini menghadirkan dua narasumber utama yaitu Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto, S.Sos., M.Sc., Ph.D, yang mengangkat tema tentang Tantangan Pertahanan Udara dan Asisten Operasi Kas Koopsudnas Marsekal Pertama Haris Haryanto., S.I.P. yang mengangkat tema tentang strategi Sishanudnas dalam menghadapi perkembangan ancaman udara di wilayah udara kedaulatan NKRI.
Menurut Gubernur Lemhannas, ke depan Arhanud masih tetap memiliki peran signifikan dalam pertempuran modern dan terdapat peran yang masih belum dapat digantikan oleh sistem senjata kekinian, bahkan menurutnya Artileri Pertahanan Udara masih efektif digunakan untuk menangkal berbagai ancaman, baik yang berasal dari udara maupun permukaan.
Lebih lanjut dikatakannya, menghadapi tantangan pertahanan udara ke depan TNI AD harus selalu berupaya meningkatkan profesionalisme prajurit Arhanud dan memodernisasi sistem senjata. Selain itu diperlukan pula effort dari tiga matra di TNI dengan strategi, kerja sama, Interoperability dan juga sinergi yang lebih apik lagi antara satuan Arhanud TNI AD dengan satuan Radar dan Rudal di TNI AL dan AU.
“Sehingga dalam tugas operasi dapat menekan kapasitas serangan dan pertahanan lawan, menghancurkan target bernilai tinggi, mendisrupsi konsentrasi lawan, dukungan untuk manuver pertempuran dan penangkal serangan lawan, " tegasnya.
Sementara itu, Marsekal Haris mengungkapkan wilayah udara Republik Indonesia merupakan wilayah udara yang berada di atas negara kepulauan Republik Indonesia, meliputi udara diatas wilayah darat, perairan kepulauan, laut teritorial dan laut pedalaman Republik Indonesia, sehingga Republik Indonesia memiliki kedaulatan atas wilayah tersebut.
Ia juga membahas, strategi dan kebijakan pertahanan udara yang terdiri dari peningkatan kemampuan deteksi dini, peningkatan kemampuan Alutsisa penindak pelanggaran wilayah udara, peningkatan interoperability tiga matra, peningkatan efektifitas Hanud pasif, Pemanfaatan teknologi artificial intelligence peningkatan kemampuan perang elektronika dan peningkatan kemampuan untuk menghadapi ancaman dari dan di luar angkasa.
Acara yang dilaksanakan dalam rangka HUT ke-76 Arhanud TNI AD Tahun 2022 ini dihadiri oleh para pejabat terkait di lingkungan TNI AD, para perwira tinggi dan perwira menengah kecabangan Arhanud se-Jabodetabek, para komandan satuan Arhanud serta undangan dari berbagai kecabangan TNI AD. (Dispenad/Hendi)